Menjadi pengantin baru merupakan hal yang bahagia bagi setiap pasangan. Artinya adalah sudah memiliki satu sama lain dan dapat melakukan aktivitas bersama. Menikmati liburan sambil berbulan madu merupakan sesuatu hal yang membahagiakan. Karena hal ini adalah hal yang paling di tunggu selain resepsi pernikahan. Hasil penelitian Topdeck Travel dan YouGov pada tahun 2016 diketahui bahwa sebanyak 36 persen orang yang berusia 18-35 tahun rela menekan anggaran untuk resepsi pernikahan dan mengalihkannya ke bulan madu. Salah satu destinasi yang populer di Swiss adalah Lavartezzo. Di tempat ini, pemandangan pedesaan kuno dan jembatan batu menjadi atraksi yang menambah keromantisan para pasangan baru. Di bawah Swiss, bersafari di benua Afrika ternyata juga menjadi tujuan bagi para pasangan baru. Hal tersebut dibuktikan oleh kenaikannya yang mencapai 291 persen.

Setelah Afrika, bulan madu di Bali menempati posisi ke-tiga dengan lonjakan popularitas sebesar 145 persen. Banyak hotel bulan madu yang beroperasi di kawasan Nusa Dua, Bali. Kawasan tersebut memang dikenal sebagai 'gudangnya' hotel-hotel dengan pemandangan yang mengagumkan. Selain dianugerahi pemandangan, faktor akses spesial tamu hotel Nusa Dua ke pantai yang eksklusif menjadi daya tarik tersendiri. Jika Swiss dan Bali menawarkan suasana relaksasi, maka Afrika memberi pengalaman yang penuh petualangan.
Contohnya adalah di kawasan Taman Nasional Bwindi, Uganda. Tempat ini merupakan rumah bagi para gorila dan sejumlah hewan endemik Uganda lainnya, seperti burung Grauer's broadbill. Tak hanya menyusutkan anggaran untuk resepsi pernikahan, para pasangan 'zaman now' juga rupanya lebih gemar menghamburkan uang untuk pesta bujang. Namun, pesta bujang tak lagi dilakukan dalam suasana hura-hura. Pemuda dan pemudi kekinian lebih memilih untuk menghabiskan uangnya untuk pesta bujang di spa dan tempat relaksasi lainnya ketimbang lantai dansa. Hal itu terlihat dari kenaikan popularitasnya yang mencapai angka 187 persen.
0 komentar:
Posting Komentar